Writing Everyday: PRACTISE IELTS EVERYDAY
Ini tulisan tentang bagaimana puspa mempertahankan motivasinya untuk mencapai cita-citanya. Pada awalnya puspa sudah bertekad untuk kuliah di Australia dan berjanji untuk melakukan latihan ielts setiap hari agar mendapatkan hasil maksimal dikemudian hari, sayangnya puspa berhenti di tengah jalan dan merasa bahwa dia sudah cukup jago dan bisa menjawab soal soal ielts.
Dia akhirnya mulai jarang latihan IELTS padahal biasanya dia selalu berlatih setiap hari dalam satu minggu. Hingga akhirnya dia mulai sadar dengan apa yang dia inginkan malah mulai menjauh dari genggamannya. Pada tahap awal sudah mulai mendekat tapi akhirnya malah sesuatu yang dia inginkan mulai menjauh.
Mari kita bayangkan sebuah kemungkinan yang akan terjadi bila puspa gagal melewati test IELTS padahal sudah bayar mahal-mahal. Puspa menjadi malas berlatih ielts padahal baru menguasai satu bidang test yaitu listening namun belum bisa mencapai sempurna. Dia kemudian besar kepala dan merasa sudah bisa menjawab sehingga dia tidak melakukan latihan IELTS lagi setiap hari. Saat hari-H dia akhirnya test dan setelah 13 hari menunggu hasil keluar malah dia tidak mendapat nilai yang diinginkan sehingga dia harus terpaksa menunggu 1 tahun dan mempersiapkan diri ulang agar bisa mendapatkan nilai IELTS tinggi.
Kita sekarang ke kemungkinan puspa sukses. Puspa tau bahwa dia bisa menjawab namun belum paham betul dengan soal soal walaupun sudah tau konsep dasar soal seperti apa dia tetap belajar dan menambah kosa kata baru. Setiap hari, walaupun harus merelakan waktu bermain bersama teman, nonton youtube dan banyak kesenangan lainnya puspa memilih untuk tetap fokus dengan tujuan utamanya. Dia tau bahwa puspa bukan orang yang fast learner sehingga harus belajar perlahan-lahan tapi pasti.
Kedua kemungkinan diatas berhubungan dengan tulisan di buku Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat yang mengatakan " hanya karena sesuatu terasa enak,tidak berarti itu baik. Hanya karena sesuatu terasa tidak enak bukan berarti itu buruk" hal 40.
Puspa tau mempertahankan motivasi itu susah tapi lebih baik praktek langsung daripada hanya berdebebat dengan pikiran tanpa melakukan apapun sehingga hasilnya akan tetap nihil.
Dia akhirnya mulai jarang latihan IELTS padahal biasanya dia selalu berlatih setiap hari dalam satu minggu. Hingga akhirnya dia mulai sadar dengan apa yang dia inginkan malah mulai menjauh dari genggamannya. Pada tahap awal sudah mulai mendekat tapi akhirnya malah sesuatu yang dia inginkan mulai menjauh.
Mari kita bayangkan sebuah kemungkinan yang akan terjadi bila puspa gagal melewati test IELTS padahal sudah bayar mahal-mahal. Puspa menjadi malas berlatih ielts padahal baru menguasai satu bidang test yaitu listening namun belum bisa mencapai sempurna. Dia kemudian besar kepala dan merasa sudah bisa menjawab sehingga dia tidak melakukan latihan IELTS lagi setiap hari. Saat hari-H dia akhirnya test dan setelah 13 hari menunggu hasil keluar malah dia tidak mendapat nilai yang diinginkan sehingga dia harus terpaksa menunggu 1 tahun dan mempersiapkan diri ulang agar bisa mendapatkan nilai IELTS tinggi.
Kita sekarang ke kemungkinan puspa sukses. Puspa tau bahwa dia bisa menjawab namun belum paham betul dengan soal soal walaupun sudah tau konsep dasar soal seperti apa dia tetap belajar dan menambah kosa kata baru. Setiap hari, walaupun harus merelakan waktu bermain bersama teman, nonton youtube dan banyak kesenangan lainnya puspa memilih untuk tetap fokus dengan tujuan utamanya. Dia tau bahwa puspa bukan orang yang fast learner sehingga harus belajar perlahan-lahan tapi pasti.
Kedua kemungkinan diatas berhubungan dengan tulisan di buku Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat yang mengatakan " hanya karena sesuatu terasa enak,tidak berarti itu baik. Hanya karena sesuatu terasa tidak enak bukan berarti itu buruk" hal 40.
Puspa tau mempertahankan motivasi itu susah tapi lebih baik praktek langsung daripada hanya berdebebat dengan pikiran tanpa melakukan apapun sehingga hasilnya akan tetap nihil.
Comments
Post a Comment